Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat-2

2. وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ

waallayli idzaa sajaa
“Dan demi malam apabila telah sunyi”

Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat-2

At-Thobari menyebutkan beberapa tafsiran salaf tentang ayat ini, diantaranya :

  • Demi malam tatkala datang kegelapannya
  • Demi malam tatkala dipuncak gelap gulitanya
  • Demi malam tatkala gelapnya meliputi manusia
  • Demi malam tatkala sunyi senyap (lihat Tafsir At-Thobari 24/481-483)

Waktu malam adalah waktu yang senyap, semua orang beristirahat, kecuali sebagian kecil yang masih menggunakannya untuk melanjutkan aktivitas. Allah berfirman:

فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat.” (QS Al-An’am : 96)

Pada tafsir surat Al-Lail ayat 2 juga telah dijelaskan bahwa waktu malam adalah diantara anugerah Allah, yang dijadikan-Nya sebagai pakaian sebagai ketenangan. Oleh karena itu, sepatutnya waktu-waktu malam tersebut digunakan untuk beribadah kepada Allah diantaranya di waktu sahur. Karenanya sebagian ulama ada yang menafsirkan ayat ini dengan :

وَعِبَادِهُ الَّذِينَ يَعْبُدُونَهُ بِاللَّيْلِ إِذَا أَظْلَمَ

“Demi hamba-hambaNya yang beribadah kepadaNya di malam hari tatkala gelap gulita” (lihat Tafsir al-Qurthubi 20/92)