Writy.
  • Home
  • Opinion
  • Editorial
  • Culture
  • Global
  • Essay
  • Letters
  • Sports
  • Education
No Result
View All Result
Get Started
Writy.
  • Home
  • Opinion
  • Editorial
  • Culture
  • Global
  • Essay
  • Letters
  • Sports
  • Education
No Result
View All Result
Writy.
No Result
View All Result

Saat Nabi Menyamakan Dirinya dengan Kisah Abu Zar’

Bekal Islam by Bekal Islam
October 11, 2021
in Suami Sejati
0
Share on FacebookShare on Twitter

((Aisyah berkata, “Rasulullah ﷺ berkata, كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ “Aku bagimu seperti Abu Zar’ bagi Ummu Zar’”))

Berkata Imam An-Nawawi, “Dan lafal كَانَ (yaitu dalam sabda Nabi ﷺ كُنْتُ) adalah zaaidah (tambahan) atau untuk menunjukan dawam (kesinambungan) sebagaimana firman Allah {وَكَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَحِيْمًا} (Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang), yaitu sejak dahulu hingga seterusnya Allah akan selalu bersifat demikian (Maha Pengampun dan Maha Penyayang)”[1]

You might also like

Renungan Untuk Para Suami

October 11, 2021

Hukum Suami Mengambil Jatah Waktu yang Dihadiahkan Istri Lainnya

October 11, 2021

Hal ini menunjukan bahwa Rasulullah ﷺ adalah orang yang selalu sayang dan perhatian kepada Aisyah. Berbeda dengan sebagian suami yang kasih sayangnya kepada istrinya hanya pada waktu-waktu tertentu saja, dan pada waktu-waktu yang lain tidak sayang dan perhatian lagi kepada istrinya.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah ﷺ berkata kepada Aisyah,

كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ إِلاَّ أَنَّ أَبَا زَرْعٍ طَلَّقَ وَأَنَا لاَ أُطَلِّقُ

“Aku bagimu seperti Abu Zar’ seperti Ummu Zar’ hanya saja Abu Zar’ mencerai dan aku tidak mencerai”[2]

Dalam riwayat lain Aisyah berkata يَا رَسُوْلَ اللهِ بَلْ أَنْتَ خَيْرٌ إِلَيَّ مِنْ أَبِي زَرْعٍ “Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar’”[3]

Faedah:

  1. Perhatikanlah…Aisyah menceritakan kisah yang indah kepada Rasulullah ﷺ dan Rasulullah ﷺ sabar mendengarkan kisah tersebut padahal kisahnya panjang. Rasulullah ﷺ sama sekali tidak memotong pembicaraan Aisyah, padahal beliau memiliki kesibukan yang sangat banyak, banyak urusan penting yang harus beliau tunaikan. Maka suami yang baik adalah suami yang mendengarkan pembicaraan istrinya dan tidak memotong pembicaraannya.
  2. Para wanita kalau berkumpul biasanya pembicaraan mereka seputar para lelaki. Hal ini berbeda dengan para lelaki, kalau mereka berkumpul biasanya pembicaraan mereka berputar pada perkara-perkara yang berkaitan dengan kehidupan
  3. Bolehnya membuat permisalan dalam pembicaraan.

Peringatan:

Bukanlah maksudnya bahwa Rasulullah ﷺ terhadap Aisyah sama persis sebagaimana sifat Abu Zar’ kepada Ummu Zar’, akan tetapi maksudnya sikap Rasulullah ﷺ sama dengan sikap Abu Zar’ dalam hal kasih sayang kepada istri, hal ini sebagaimana dalam riwayat Al-Haitsam كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لأُمِّ زَرْعٍ فِي الأُلْفَةِ (Aku bagimu seperti Abu Zar’ bagi Ummu Zar’ dalam hal kasih sayang) sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari[4]. Rasulullah ﷺ tidaklah menyamai Abu Zar’ dalam segala hal dan sifat yang disebutkan dalam hadits seperti kekayaan dan kemewahan hidup, memiliki putra, pembantu, dan yang lainnya. Demikian juga jelas bahwa ibadah Rasulullah ﷺ tidaklah sama dengan Abu Zar’, bahkan dalam hadits sama sekali tidak disebutkan tentang ibadah Abu Zar’. Oleh karena itu janganlah dipahami dari kisah Abu Zar’ ini bahwa hanyalah yang bisa menggauli istrinya dengan baik adalah yang memiliki harta banyak dan berlebihan. Akan tetapi maksudnya hendaknya seseorang itu seperti Abu Zar’ dalam hal kasih sayang dan perhatian serta pemberian. Dan menampakkan kasih sayang dan perhatian tidaklah mesti dengan harta yang banyak, akan tetapi masing-masing suami menyesuaikan dengan kondisinya yang penting ia bisa menunjukan kasih sayang dan perhatiannya serta tidak pelitnya dia kepada istrinya. Wallahu A’lam.

________
Penulis: Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Tema: Suami Sejati (Kiat Membahagiakan Istri) – Series
________

Footnote:

[1] Al-Minhaj XV/221
[2] HR At-Thobroni dalam Al-Mu’jam Al-Kabir XXIII/173 no 270
[3] HR An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro V/358 no 9139
[4] Al-Fath IX/277

Bekal Islam

Bekal Islam

Related Stories

Renungan Untuk Para Suami

by Bekal Islam
October 11, 2021
0

Renungan Untuk Para Suami Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin, “Hendaknya seseorang tatkala bermuamalah dengan baik terhadap istrinya tidak hanya mengharapkan kebahagiaan...

Hukum Suami Mengambil Jatah Waktu yang Dihadiahkan Istri Lainnya

by Bekal Islam
October 11, 2021
0

Hukum Suami Mengambil Jatah Waktu yang Dihadiahkan Istri Lainnya Jika seorang wanita telah menghadiahkan jatah gilirannya kepada istri yang lain...

Hukum Meminta Kembali Jatah Waktu Istri Ke Istri Lainnya

by Bekal Islam
October 11, 2021
0

Hukum Meminta Kembali Jatah Waktu Istri Ke Istri Lainnya Jika seorang wanita menghadiahkan jatahnya kepada istri yang lain kemudian ia...

Hukum Istri Memberikan Waktu Gilir Ke Madunya

by Bekal Islam
October 11, 2021
0

Berkata Ibnu Taimiyyah, “Jika ia menginap pada salah seorang istrinya semalam atau dua malam atau tiga malam maka dia juga...

Next Post

Wasiat Nabi Untuk Para Suami Agar Perhatian Kepada Istri

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bekal Islam

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

  • Buy JNews
  • Support Forum
  • Pre-sale Question
  • Contact Us

© 2024 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Landing Page
  • Buy JNews
  • Support Forum
  • Pre-sale Question
  • Contact Us

© 2024 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.