13. وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
wa ja’alnā sirājaw wahhājā
13. dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari).
Tafsir :
diturunkan oleh Allah Subhanallahu wata’ala. Al Quran datang dengan lafal-lafal yang detail dan tidak mungkin keliru.
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji (QS Fusshilat : 42)
Tidak akan ada kesalahan dari depan maupun belakang, dan dari arah manapun, karena diturunkan dari Allah Subhanallahu wata’ala.
Allah Subhanallahu wata’ala menyebutkan tentang matahari dimana Dia mengatakan :
وَجَعَلْنَا سِرَاجاً وَهَّاجاً “
kami jadikan sinar yang وَهَّاجاً yaitu mengandung rasa panas”. Kata para ulama maksudnya adalah matahari. Matahari tidak disebut oleh Allah Subhanallahu wata’ala dengan Nur, berbeda dengan rembulan. Allah Subhanallahu wata’ala berfirman :
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُوراً
“Dan Allah Subhanallahu wata’ala menjadikan pada langit-langit tersebut terdapat Nur” yaitu cahaya. Matahari oleh Allah Subhanallahu wata’ala dikatakan sebagai سِرَاجاyang bermakna sinar. Adapun rembulan dikatakan sebagai cahaya karena pantulan dari sinar tersebut. Ini menunjukkan betapa detailnya Al Quran yang Allah Subhanallahu wata’ala turunkan 1400 tahun yang lalu.