Writy.
  • Home
  • Opinion
  • Editorial
  • Culture
  • Global
  • Essay
  • Letters
  • Sports
  • Education
No Result
View All Result
Get Started
Writy.
  • Home
  • Opinion
  • Editorial
  • Culture
  • Global
  • Essay
  • Letters
  • Sports
  • Education
No Result
View All Result
Writy.
No Result
View All Result
Membaca ta’awwudz

Membaca ta’awwudz

Bekal Islam by Bekal Islam
March 31, 2021
in Cara Sholat
0
Share on FacebookShare on Twitter

Membaca Ta’awwudz

Penjelasan

Setelah membaca doa istiftaah maka disunnahkan membac taáwwudz untuk berlindung kepada Allah sebelum membaca surat al-Fatihah

You might also like

Muqaddiman dan Penjelasan Syarat Shalat  (Bagian 1)

Hukum Seputar Shaf Shalat

March 3, 2020
Muqaddiman dan Penjelasan Syarat Shalat  (Bagian 1)

Hukum Seputar Imam Shalat

March 3, 2020

Bacaan

Pertama:

أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم

a’uudzubillaahi minas syaithaanir rajiim

“aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk” ([1])

Kedua:

أعوذُ باللهِ السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشيطانِ الرَّجِيم

“a’uudzubillaahis samii’il ‘aliimi minas syaithaanir rajiim”

“aku memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari setan yang terkutuk” ([2])

Ketiga:

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم؛ من هَمْزِه، ونَفْخِه، ونَفْثِه

a’uudzubillaahi minas syaithaanir rajiim wa hamzihi wa nafkhihi wa naftsihi

“aku memohon perlindungan kepada Allah, dari setan yang terkutuk yaitu dari gangguannya, kesombongannya dan sya’irnya” ([3])

Keempat:

أعوذُ باللهِ السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشيطانِ الرَّجِيمِ من هَمْزِه، ونَفْخِه، ونَفْثِه

a’uudzubillaahis samii’il ‘aliimi minas syaithaanir rajiim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsihi/

“aku memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari setan yang terkutuk yaitu dari gangguannya, kesombongannya dan sya’irnya”. ([4])

Kelima:

أعوذُ باللهِ السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشيطانِ الرَّجِيمِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم

 

“a’uudzubillaahis samii’il ‘aliimi minas syaithaanir rajiim, innahu huwas samii’ul’alim” ([5])

Keenam:

أَسْتَعِيْذُ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم

“asta’iidzu billahi minas syaithaanirrajiim”

“aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk” ([6])

FOOTNOTE:

([1]) Kandungannya:

Bacaan ini oleh sebagian ulama dijadikan bacaan isti’adzah yang paling utama, mereka berdalil dengan firman Allah –subhanahu wa ta’ala-:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-nahl: 98)

Dan juga terdapat atsar dari Umar bin Khattab radhiallahu’anhu bahwa beliau biasa membaca lafadz ini.

حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْأَسْوَدِ، قَالَ: افْتَتَحَ عُمَرُ الصَّلَاةَ، ثُمَّ كَبَّرَ، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ»

“Hafsh menuturkan kepadaku, dari Al A’masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, ia berkata: Umar memulai shalatnya, kemudian bertakbir, lalu ia mengucapkan /subhaakallahumma wabihamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aala jadduka wa laa ilaaha ghairaka/ lalu /a’uudzubillaahi minas syaithaanir rajiim/ lalu /alhamdulillahi rabbil’alamin”.(Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya 1/214 no. 2455)

Lalu apa kaitan antara isti’adzah dengan shalat kita? Istia’adzah adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari segala godaan syaithon, dan ini adalah perkara yang sangat dibutuhkan seorang hamba ketika memulai sholatnya, karena sholat adalah suatu ketaatan, dan syaithon sangat tidak suka ada seorang hamba melakukan ketaatan, dan mereka sangat bersemangat mengganggu manusia agar tidak bisa khusyu’ didalam sholatnya, maka dari itu Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam- mengajarkan ummatnya untuk membaca isti’adzah ketika memulai sholatnya

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ وَاسْتَفْتَحَ صَلَاتَهُ وَكَبَّرَ قَالَ ” سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ “، ثُمَّ يَقُولُ: ” لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ” ثَلَاثًا، ثُمَّ يَقُولُ: ” أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ،

Dari abu sa’id all-khudri -radhiyallahu ‘anhu berkata: bahwasanya rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam- apabila melakukan sholat malam memulai sholatnya dengan bertakbir dan membaca doa istiftah kemudian membaca ta’awwudz (a’udzu billahis sami’il ‘alim minasy syaithonir rojim) (HR. Ahmad dalam Musnad-nya 18/51 no 11473)

([2]) Abdurrazaq dalam Mushannaf-nya 2/75 no 2554, HR. Ahmad dalam Musnad-nya 18/51 no 11473

Kandungannya:

doa ini hampir sama dengan bacaan sebelumnya, hanya disini ada tambahan 2 kata yaitu “as-sami’” dan “al-‘alim” dimana kedua lafaz ini adalah termasuk dari nama-nama Allah yang maha sempurna yang kita memohon perlindungan dengan nama-nama Allah tersebut yaitu yang maha mendengar dan lagi maha mengetahui, tidak seperti orang-orang jahiliyyah yang meminta perlindungan kepada berhala, patung, batu, pohon dimana semuanya tidak bisa mendengar, tidak mengetahui dan tidak akan pernah bisa mengetahui kebutuhan kita, bahkan jangankan untuk menolong kita, untuk menolong diri mereka sendiri pun tentunya mereka sangat tidak bisa.

([3]) HR. Ahmad dalam Musnad-nya 36/514 no 22176

Kandungannya :

Dalam bacaan ta’awwudz ini terdapat tambahan (من هَمْزِه، ونَفْخِه، ونَفْثِه) yang ditafsirkan oleh amr bin murroh: naftsihi yaitu sya’ir, nafkhihi yaitu kesombongan, dan hamzihi yaitu kegilaan (tertutupnya akal). Dan itu semua adalah hal-hal yang dapat memalingkan hamba dari melaksanakan ketaatan kepada Allah, kesombongan menyebabkan seseorang merasa tinggi sehingga dia enggan tunduk dan patuh kepada penciptanya sebagaimana yang dialami Iblis laknatullah ‘alaih, kegilaan atau tertutupnya akal juga menyebabkan seseorang tidak bisa melaksakan kewajiban yang Allah wajibkan, sehingga kita dapati orang yang gila gugur darinya kewajiban-kewajiban dam juga kita dapati bahwasanya syari’at melarang dari kita mengkonsumsi sesuatu yang bisa menyebabkan akal kita tertutup seperti khomr, dan juga syair-syair yang bisa membuat kita terlalaikan dari yang Allah wajibkam. Maka dari itu wajib kita untuk meminta perlindungan kepada Allah dari hal-hal tersebut (lihat: umdatul qori syarh shohih albukhori 22/182)

([4]) Sunan Ad-Darimy 2/789 no1275, Sunan Abi Daud 1/206 no 775

([5]) Kandungannya:

Hampir sama dengan doa sebelumnya akan tetapi dengan tambahan:

إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم

“sesungguhnya Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Adalah yang ditambahkan sebagian salaf, mereka berdalil dengan firman Allah -Subhaanahu Wa Ta’ala-

فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم

“maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Fushilat: 36)

yang membaca lafadz ini diantaranya Sufyan Ats Tsauri rahimahullah dan juga salah satu bacaan Imam Ahmad bin Hambal. (Sifatu Shalatin Nabi Litharifi, hal 78)

([6]) Diantara para salaf yang membaca demikian adalah Ibnu Sirin rahimahullah (Sifatu Shalatin Nabi Litharifi, hal 78). Beliau berdalil dengan ayat:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم

“Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”

Tags: bacaan ta'awudz dalam shalatta'awudz
Bekal Islam

Bekal Islam

Related Stories

Muqaddiman dan Penjelasan Syarat Shalat  (Bagian 1)

Hukum Seputar Shaf Shalat

by Bekal Islam
March 3, 2020
0

Shaf Shalat Shaf terbaik bagi laki-laki dan bagi wanita عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:...

Muqaddiman dan Penjelasan Syarat Shalat  (Bagian 1)

Hukum Seputar Imam Shalat

by Bekal Islam
March 3, 2020
0

Hukum-Hukum Imam Shalat Pertama : Yang paling berhak menjadi imam Para ulama berselisih menjadi beberapa pendapat tentang siapa yang paling...

Muqaddiman dan Penjelasan Syarat Shalat  (Bagian 1)

Hukum Seputar Shalat Berjamaah

by Bekal Islam
March 3, 2020
0

Shalat Berjamaah Jama’ah secara bahasa berasal dari Bahasa Arab: Al-Jam’u yang bermakna mengumpulkan sesuatu yang terpisah dengan mendekatkan yang satu...

Muqaddiman dan Penjelasan Syarat Shalat  (Bagian 1)

Shalat Orang Yang Sakit

by Bekal Islam
March 3, 2020
0

Shalat Orang Yang Sakit Pendahuluan Shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam, kewajibannya tidak...

Next Post
Membaca Al-Fatihah dalam Shalat

Membaca Al-Fatihah dalam Shalat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bekal Islam

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

  • Buy JNews
  • Support Forum
  • Pre-sale Question
  • Contact Us

© 2024 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Landing Page
  • Buy JNews
  • Support Forum
  • Pre-sale Question
  • Contact Us

© 2024 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.