65. رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَٱعْبُدْهُ وَٱصْطَبِرْ لِعِبَٰدَتِهِۦ ۚ هَلْ تَعْلَمُ لَهُۥ سَمِيًّا
rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā fa’bud-hu waṣṭabir li’ibādatih, hal ta’lamu lahụ samiyyā
65. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
Tafsir:
Ayat ini sebagai penegasan atas kandungan ayat sebelumnya, bahwa segala waktu dan tempat tanpa terkecuali hanyalah milik dan ciptaan Allah ﷻ. Setelah menjelaskan tentang kepemilikanNya yang sempurna, Allah ﷻ pun memerintahkan semua makhluknya untuk beribadah kepadaNya. Ini merupakan bentuk pendalilan dengan tauhid rububiyyah untuk tauhid uluhiyyah. Jika Allah ﷻ yang menguasai alam semesta, maka tentu hanya Allah ﷻ lah yang berhak untuk disembah. Karena Allah ﷻ yang menguasai rububiyyah seluruhnya, maka ber-uluhiyyah-lah hanya kepada Allah ﷻ semata.
Kemudian Allah ﷻ memerintahkan para hamba untuk bersabar dalam beribadah kepadaNya. Perhatikan bahwa Allah ﷻ menggunakan kata (وَاصْطَبِرْ), sebagai pengganti kata (وَاصْبِرْ), untuk menegaskan makna perintah ini. Yakni maksimalkanlah usahamu untuk bersabar dalam beribadah kepada Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman,
﴿وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ﴾
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Ini merupakan dalil bahwasanya beribadah memang membutuhkan perjuangan dan kesabaran.
Kemudian firman-Nya,
﴿هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا﴾
“Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?”
Tentu jawabannya adalah tidak ada, sebagaimana yang Allah ﷻ firmankan,
﴿وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.” (QS. Al-Ikhlas: 4)
Juga firman-Nya,
﴿لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ﴾
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syuro: 11)
Jika pada penggalan ayat ﴿رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا﴾ Allah ﷻ berdalil dengan tauhid rububiyyah atas tauhid uluhiyyah , maka pada penggalan ayat ﴿هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا﴾, Allah ﷻ berdalil dengan tauhid asma’ wa shifat atas tauhid uluhiyyah. Jadi makna ayat ini adalah, karena hanya Allah ﷻ lah yang menguasai langit, bumi, dan segala isinya, dan karena tidak ada sesuatu pun yang serupa dan menandingi Allah, maka sembahlah Allah ﷻ semata.